(source : http://www.abcfh.nl)

1. Singkawang
Karya yang ditangani tetap saja yaitu SD, SMP Bruder, SMP Tarsisius dan Asrama Sta. Maria. Tahun-tahun berikutnya Komunitas Singkawang mengalami perubahan. Jumlah murid SMP semakin bertambah sehingga perlu gedung baru di bekas kolam. Asrama St. Maria difungsikan untuk anak-anak yang berasal dari pedalaman Kalimantan Barat yang melanjutkan sekolah di kota Singkawang. Novisiat dipindahkan lagi ke Yogyakarta tahun 1981. Sementara itu juga regionalat pindah dari Pontianak ke Singkawang Tahun 1988 sampai dengan tahun 2006. Tugas para bruder tidak hanya melulu sekolah dan asrama tetapi pada saat tertentu membantu pastor paroki yang di luar Singkawang. Dan tahun 2006 dimulai lagi kerja sama dengan persekolahan Nyarumkop

Singkawang, Halaman sekolah SMP

Singkawang, Rumah bruder sejak 1923

Top ↑2. Pontianak Jl. Patimura 197
Komunitas Pontianak melanjutkan karya sekolah yang dirintis para pendahulu yaitu SD, SMP dan SMA. Perkembangan menuntut adanya penambahan dan perbaikan gedung-gedung sekolah. SMA St. Paulus tidak lagi menempati gedung SMP. SD Melati pindah ke gedung baru bekas Gedung Binaremaja. Untuk kelancaran pengelolaan sekolah dibuat gedung khusus untuk kantor yayasan. Sekarang sedang dibangun gedung untuk kegiatan di luar sekolah. Dengan pertimbangan tugas pemimpin provinsi, provinsialat dipindahkan lagi ke Pontianak tahun 2006, tetapi karena keputusan kapitel tahun 2011 propinsialat pun harus berpindah lagi dari komunitas Patimura ke komunitas Sepakat pada awal tahun 2012.

Top ↑3. Pontianak Jl. Sepakat II
Tahun 1951 Asrama St. Michaël pindah ke Singkawang dan asrama untuk sekolah dagang ditutup tahun 1957. Mulai saat itu Bruder di Pontianak tidak lagi mengurusi asrama. Mulai tahun 1980-an banyak pemuda-pemudi dari pedalaman Kalimantan yang meneruskan sekolah di Pontianak. Akhirnya para bruder mulai lagi memberi perhatian kepada mereka yang tinggal di pemondokan dan membantu asrama milik keuskupan (ASKAP) di Sungai Jawi. Mulai tahun 1988 diambil alih asrama mahasiswa di Gang Sepakat. Setelah ada perbaikan dan penambahan gedung (aula) serta untuk meningkatkan pengelolaan asrama diperlukan biara. Tahun 2005 berdirilah komunitas ‘Gubio’ di Jl. Sepakat II yang sekarang ini bertambah fungsinya menjadi propinsialat MTB Indonesia.

Pontianak Sepakat, Jalan masuk asrama dengan aula sebelah kiri

Top ↑4. Jemongko-Kualadua
Keinginan untuk berkarya di pedalaman Kalimantan Barat sudah lama direncanakan dan dirintis sejak tahun 1968 di Sanggau Kapuas. Setelah sekian kali mengalami kegagalan baru tahun 1982 diutus empat bruder untuk mulai di Jemongko dengan tugas mengelola SMP, asrama dan membantu pastor paroki. Tanggal 31 Juli 1983 komunitas Jemongko diresmikan tetapi tinggal di pastoran bersama pastor paroki. Karena paroki pindah ke Kuala dua yang letaknya strategis; para bruder pun dengan karyanya tahun 1986 pindah ke Kualadua dan menempati rumah sendiri. Mengingat tenaga yang ada sekarang ini karya yang ditangani masih terbatas pada sekolah paroki, asrama dan mengolah tanah pertanian untuk praktek anak asrama. Sekolah negeri di Kembayan dan Beduai (kebanyakan murid beragama katolik) mengharapkan bruder untuk ikut mengajar di sekolah tersebut. Selain itu pembinaan kelompok-kelompok tani dan muda-mudi mendapat perhatian khusus.

Kualadua, Jalan masuk ke bruderan dan asrama

Kualadua, Rumah bruder

Top ↑5. Sekadau
Setelah Kuala dua , tanggal 14 Juni 1993 dua orang bruder ditugasi untuk merintis komunitas di Sekadau. Di Sekadau kegiatan bruder ialah membantu Sekolah Pertanian (SPP) dan SMA milik keuskupan Sanggau. Setahun kemudian diresmikan komunitas Sekadau dengan tiga orang bruder. Tahun 1996 dibuat bangunan baru untuk bruderan dan asrama SPP. Sejak itulah pastoral kepemudaan, asrama dan sekolah pertanian mendapat perhatian bruder-bruder.

Sekadau, Pertemuan muda-mudi di taman

Sekadau, Asrama putra Sekolah Pertanian

Top ↑6. Putussibau
Mulai tanggal 24 Agustus 1998 komunitas Putussibau diakui secara resmi. Perhatian kelompok kecil itu terutama diarahkan pada kwalitas pendidikan di sekolah serta penampungan dan pembinaan murid SMP dan SMA di asrama. Dengan sarana sederhana diusahakan dukungan pada perkembangan anak-anak. Aspek kultural dan pastoral mendapat perhatian khusus.

Putussibau, Rumah bruder

Putussibau, Ruang tamu dalam ‘longhouse’

Top ↑7. Pati
Perkembangan karya bruder di Pati mengalami pasang surut. Menjelang akhir tahun 1980-an provinsi mengalami kekurangan tenaga bruder yang menjadi guru sekolah. Saat itulah bruder tidak dapat terjun langsung ke sekolah dan mengembangkan pendidikan di luar sekolah di Wisma Alverna dengan menyelenggarakan kursus komputer, bahasa Inggris dan menjahit dll. Bekerja sama dengan beberapa guru awam dikembangkan pula usaha untuk pelatihan pembinaan kaum muda – Kursus Pembina Remaja (KPR) dan kemudian berubah Pelatihan Tenaga Pembina Kaum Muda (PTPKM). Meskipun usaha itu diminati banyak orang; sayangnya hal itu tidak dapat diteruskan. Sejak tahun 1974 pendidikan awal calon bruder diselenggarakan di Pati.

Pati Sani, Greenhouse

Pati Sani, tanaman disiapkan untuk dijual

Pati, Rumah bruder

Top ↑8. Yogyakarta, Jl. Ngadikan 1
Yogyakarta sebagai komunitas aneka kongregasi rupanya tidak bisa bertahan lama. Tahun 1981 Yogyakarta dijadikan lagi rumah pendidikan (novis) dan bruder muda yang melanjutkan studi. Tahun demi tahun jumlah calon dan bruder muda yang mendapat tugas studi semakin bertambah. Kondisi rumah tidak memberi kemungkinan banyak untuk perkembangan khususnya para calon. Untuk mengatasi hal ini sementara waktu disewa rumah di Jalan Ungaran. Usaha ini juga tidak menyelesaikan masalah dan akhirnya Bruderan Alverna ditetapkan sebagai rumah studi bagi bruder muda.

Yogyakarta Alverna, Rumah bruder

Yogyakarta Alverna, Sewaktu-waktu ada saja sesuatu untuk dirayakan bersama

Top ↑9. Bantul, Gedong Kuning
Kebutuhan untuk meningkatkan pendidikan calon semakin mendesak; baik mengenai ruang gerak maupun suasana umum. Setelah mencari informasi dan juga pendapat dari pihak gereja (keuskupan) akhirnya diperoleh tempat yang memadai di daerah Bantul. Secara resmi novisiat pindah dari Yogyakarta pada tanggal 17 Mei 1992.

Top ↑10. Merauke
Permintaan Uskup Merauke akhirnya, pertengahan tahun 2006, dipenuhi dengan mengutus dua orang bruder untuk berkarya di Merauke. Mereka ikut membantu di Sekolah Pendidikan Guru (KPG) dan SMA Johannes serta asrama dan kegiatan luar sekolah seperti pertanian.

Merauke, Sekolah Pendidikan Guru-guru (KPG)

Merauke, Murid-murid Sekolah Lanjutan

One thought on “Karya Bruder MTB

Leave a comment